Kepesantrenan – A1
Pembinaan Santri
Ibadah
Pembiasaan ibadah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari santri untuk membentuk disiplin, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Puasa sunnah, seperti Senin-Kamis, dilatih sebagai bentuk pengendalian diri dan peningkatan spiritualitas. Salat berjamaah menjadi kewajiban untuk menanamkan kedisiplinan dan kebersamaan, sementara salat malam (qiyamul lail) dianjurkan agar santri terbiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Kebersihan diri dijaga melalui pembelajaran thaharah, termasuk wudu, mandi wajib, dan kebersihan lingkungan asrama. Dzikir dan doa menjadi rutinitas untuk memperkuat hubungan dengan Allah, sedangkan tilawah Al-Qur’an dilakukan melalui hafalan dan tadabbur. Selain itu, tazkiyatun nafs diajarkan untuk menyucikan jiwa dan membangun akhlak yang baik.
Adab dan Akhlak
Adab terhadap lingkungan mengajarkan santri untuk menjaga kebersihan, merawat fasilitas, dan menghormati ruang bersama. Adab di kamar menekankan kerapihan, ketertiban, serta sikap saling menghargai antar penghuni. Adab terhadap guru ditekankan melalui sikap hormat, mendengarkan dengan baik, serta menaati nasihat dan arahan mereka. Adab pada diri sendiri meliputi kedisiplinan, menjaga kebersihan, serta mengontrol perkataan dan perilaku. Adab terhadap teman diwujudkan dalam sikap saling menghormati, menolong, dan menghindari konflik. Adab di ruang makan mengajarkan etika dalam mengambil dan menikmati makanan dengan penuh syukur serta menjaga kebersihan area makan. Sementara itu, adab berpakaian menekankan kesopanan, kerapihan, dan kesesuaian dengan syariat Islam.
Uswatun Hasanah
Pendidikan akan uswatun hasanah (teladan yang baik) diterapkan melalui :
kepemimpinan, yang mencakup pembentukan jiwa kepemimpinan melalui tanggung jawab dalam organisasi santri dan keteladanan dalam bersikap. Selain itu, santri dibiasakan untuk mentaati tata tertib, menjunjung disiplin, dan menghormati aturan yang berlaku sebagai bentuk latihan kepemimpinan yang bertanggung jawab.
Kemandirian, yang mencakup kemampuan menyelesaikan masalah sehari-hari dengan berpikir solutif dan tidak bergantung pada orang lain. Mereka juga dididik untuk mengurus diri sendiri, baik dalam menjaga kebersihan, mengatur waktu, maupun mengelola kebutuhan pribadi. Tak kalah penting, mandiri dalam belajar menjadi budaya yang ditanamkan agar santri terbiasa mencari ilmu dengan tekun, membaca, dan memahami materi.
Kesehatan
Santri dibekali keterampilan dasar dalam penanganan kesehatan minimal (P3K) untuk menangani cedera ringan atau keadaan darurat. Mereka juga dilatih untuk merawat teman yang sakit, seperti memberikan bantuan ringan dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. Selain itu, santri mengikuti pelatihan bencana dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) agar siap menghadapi situasi darurat dengan sigap dan terampil.
Lingkungan
Santri dibiasakan menjaga kebersihan kamar, kamar mandi, dan maghsal (tempat mencuci pakaian) melalui kegiatan rutin seperti menyapu, mengepel, serta merapikan barang pribadi. Mereka juga diajarkan membersihkan estetika kamar agar tetap rapi dan nyaman. Kebersihan kamar mandi dan maghsal dijaga dengan memastikan lantai, dinding, dan area cuci tetap bersih.
Musyrifah
Selain membantu menyelesaikan permasalahan santri, ia terus mengembangkan diri melalui pelatihan kepengasuhan. Seluruh kinerja dan perkembangan santri dilaporkan kepada koordinator musyrifah atau ketua bidang guna memastikan pembinaan berjalan optimal.