ODOJ: SEBUAH DOA PANJANG MENYUDAHI EPIDEMIC
“Hambatan itu memacu kami melahirkan banyak kreativitas..”
Memasuki Ramadhan, Islamic Boarding School SMP-SMA Integral Ar-Rohmah Malang meluncurkan program One Day One Juz (ODOJ) untuk para santri. Berbeda dengan puasa sebelumnya, sejak merabaknya epidemic Covid 19, program ODOJ dilakukan secara daring (online) di sore hari. Dalam hal ini para santri diajak bernostalgia terkait salah satu ‘niatan awal’ mereka memasuki Pondok Pesantren Ar-Rahmah Tahfizh.
Ustad Indra Karunia Pratama, sebagai salah seorang pengajar menyatakan: “Kita berdoa untuk keselamatan, segala jenis kebaikan, harapan dan memupuk pahala penuh ikhlas. Semoga doa-doa kita terdengar di tengah wabah yang mengkhawatirkan ini. Saya merasa, sebagai pengajar, tentunya kita semua sangat terhambat, namun di sisi lain hal ini bisa menjadi stepping stone (batu loncatan) guna memaksimalkan kreativitas bersama.”
Baik pengajar maupun santri antusias menyambut program ini. Berdasarkan laporan wali kelas tiap jenjang, metode ini kian menarik sebab dianggap sebagai kegiatan ‘ngabuburit’ tanpa harus merasa terkunci di rumah. Semua tetap saling menyapa, menyelaraskan bacaan, juga mendapat arahan dari wali kelas masing-masing.
Sebenarnya ini sebuah ‘re-make’ atau pembuatan ulang dari salah satu program sekolah yang kerap dilakukan. Hanya saja, untuk membuatnya kian menarik, tiap guru mensiasati dengan berbagai kegiatan lain; jauh sebelum ini, belajar online dengan memaksimalkan sarana aplikasi internet telah diberlakukan, ada pula penawaran untuk menyetorkan hafalan Qur’an tanpa ada batasan, serta pengecekan tugas via Google class room tersedia untuk tiap mata pelajaran. Terlepas dari itu semua, program kali ini bersifat private. Masing-masing walas (wali kelas) mendata tiap murid guna mengamati perkembangan mereka.
Sebagai penutup, senada dengan hal tersebut, Ustadz Nur Cholis selaku kepala sekolah SMP Integral Ar-Rahmah menguatkan: “Tujuan ODOJ adalah membiasakan santri untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap hari, walaupun disaat sekolah sedang libur, karena kita harus senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an dimanapun dan dalam kondisi apapun, sebagaimana yang telah dilakukan ketika masih di pondok. Kendati tahun ini kita tidak berkumpul di satu tempat yang sama. Sekali lagi, hambatan itu memacu kami melahirkan banyak kreativitas.”