MERETAS GENERASI IMAMUL UMMAH BERSAMA MELAHIRKAN GENERASI QUR’ANI

Allah Ta’ala berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا.

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. (QS. Al-Isra’ [17]:44).

Semesta bertasbih dan memuji kebesaran Allah. Pepohonan dan dedaunan ikut bertasbih di tempat kita, burung-burung berkicau dengan zikir dan tasbih mereka, mereka tersenyum simpul kepada kita Generasi Imamul Ummah yang setiap hari tidak pernah letih dah henti melantun ayat suci Al-Quran.

Rumput-rumputan semakin menampakkan kehijauan sesaat menatap mereka melengkingkan bacaan Al Qur’an, setiap hari setiap saat

Allah Ta’la berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.[QS. an-Nur:41]

Pohon bersyukur,
dedaunan berterima kasih
rerumputan tersenyum,
sebab generasi yang selalu dekat dengan Allah dan Al Qur’an. Maka berbahagialah, maka istiqomah lah!

Membaca Al Qur’an harus kuat, membaca Al Qur’an harus terasa, membaca Al Qur’an dengan setuman, membaca Al Qur’an harus ada semangatnya, harus ada energinya, selayaknya diri sedang lapar dan hendak makan,
Allah berfirman;

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ

”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, (QS. Maryam: 12)

Al Qur’an dibaca dengan irama-irama yang mengeluarkan energi shoutul haq, energi kebenaran.

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”. (Al Baqarah: 2)

Buktikan bahwa Al Qur’an memiliki energi kekuatan melebihi bom atom, yang siap diledakkan, tidak hanya di Hiroshima, namun di seluruh penjuru.

Al Qur’an terasa, ledakannya, ledakan tarbiyah nya, ledakan kebaikannya, setiap jiwa merasakan dentuman kebaikan-kebaikan yang ada di dalamannya.

Allah berfirman:

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (Al Hasyr: 21)

Al-Quran tidak hanya semata-mata bacaan,
Al-Quran adalah rahmat, Al Qur’an adalah syifa, Al Qur’an adalah kumpulan dari hikmah-hikmah.

Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ

“Dan kami turunkan Alquran sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS al-Isra [17]: 82).

Jika Al Qur’an mampu menjadi syifa dan rahmat maka sangat mudah bagi Al Qur’an untuk menyelesaikan problematika keummatan.

Allah berfirman:

وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Al A’raf: 52)

Judul yang ada di tempat ini merangkum cita besar
Generasi Imamul Ummah, itu bukan mereka yang menenteng tas besar di kampus-kampus, bukan mereka yang bermain gitar, bukan mereka yang bermalam dan begadang di cafe-cafe, bukan mereka yang suka nge-Game, namun mereka adalah generasi yang punya tekad, tekad bersama Al Qur’an, mereka yang punya semangat untuk Allah, berjuang dan memperjuangkan agama Allah.

Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad: 7)

Apa artinya sebuah kepemimpinan di sebuah perusahaan, oke memang tidak mudah menggapainya, tapi apalah arti uang dan harta dalam genggam, setelah itu bersenang-senang, tidur, jajan semaunya setelah itu habis, tidak ada tempat untuk berjuang untuk agama Allah, untuk apa,

Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.”

Kalau di usia muda tidak ada kesempatan menempa diri dan membangun karakter, tidak mungkin setelah dewasa akan menjadi baik, kalau di saat muda tidak ditempa dengan juang dan kebaikan, mana bisa esok menjadi pribadi kuat dah hebat.

Jangankan mau memimpin orang, mencuci bajunya sendiri saja tidak mampu, jangankan mamu berkata baik kepada orang lain, berkata jujur pada diri saja tidak mampu.

Allah berfirman:

نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَاَهُمۡ بِالۡحَـقِّ‌ؕ اِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ اٰمَنُوۡا بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنٰهُمۡ هُدًى‌ۖ

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Al Kahfi: 13)

Generasi Imamul Ummah harus dijemput dengan semangat, bukan dengan pangku tangan, bukan dengan tidur, dan santai, tapi dengan semangat MUJAHADAH.

Kalau sekedar untuk makan, binatang sudah terlatih untuk makan, kalau hanya untuk berkelahi, harimau lebih jago bertanding,, kita bukan binatang, kita adalah manusia mulia. Generasi mulia, generasi para Imam.

Kalau hidup hanya untuk kesenangan, maka pilihan menjadi binatang itu lebih tepat, tapi bukan itu,, kita dipilih dan memilih kemuliaan, kemuliaan bersama Al Qur’an.

Jangan ikutan Bodoh!
Bodoh..
Dikasih iman memilih ingkar
Di pilih jadi manusia malah jadi binatang,

Bodoh..
Dikasih surga, memilih neraka

Bodoh…
dikasih akal sehat malah tidak digunakan untuk berfikir sehat

Bodoh..
Manusia bodoh,

Bodoh…
Berebut jabatan, tapi tidak amanah
Manusia bodoh..

Allah berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا * لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا .

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73)

Generasi Imamul Ummah memiliki militansi
Tidak seperti semut merayap lambat
Tidak pesimis
Namun optimis
Mempunyai masa depan cerah dan terang

Allah berfirman

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Hasyr: 18)

Imamul Ummah ke depan
Di hadapan Dajjal dan fitnah besar, mampu menyelamatkan diri dan sekitar. Mereka menyelamatkan Indonesia yang sudah terkikis rayap pengkhianatan.

Allahu Akbar
Allah Yahfadzuna
Allah Yanshuruna

Allahu A’lam Bisahowab

Ngaji Bersama:
Al Mukarrom Al Ustadz Drs. Zainuddin Musaddad, MA.

Penyunting:
Muzayyin Abdullah

Sabtu, 29 Rajab 1442 H

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X