SMA AR-ROHMAH PUTRI KUNJUNGI MASJID JOGOKARIYAN, MASJID SALDO INFAK NOL RUPIAH

ARROHMAH.CO.ID — Disela aktivitas Studi Kampus di Jogjakarta, santri SMA Ar-Rohmah Putri Islamic Boarding School berkesempatan sholat subuh di Masjid Jogokariyan, Selasa (17/1). Masjid ikonik ini dikenal dengan sebutan Masjid Saldo Infaq Nol Rupiah.

Bermalam di Lynn Hotel, para santri berangkat berjalan kaki dari hotel menuju Masjid Jogokariyan pukul 03.30, cukup 5 menit berjalan. Suasana masjid sudah sangat ramai, padahal adzan subuh belum berkumandang.

“Kayak suasana di pondok, sebelum subuh sudah ramai di Musholla lantai 4 Roihanah”, celetuk salah satu santri.

Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Jogokariyan

Dilansir dari Merdeka.com, Masjid Jogokariyan awalnya didirikan pada tahun 1966 oleh Pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman pada para penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Waktu itu, hampir semua warga Jogokariyan berasal dari “kaum abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang dengan kultur keislaman.

Sebelum berdirinya masjid itu, segala aktivitas keagamaan dilakukan di sebuah langgar kecil berukuran 3×4 meter persegi yang berada di pojok kampung. Selain untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman, pendirian masjid itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan cap Kampung Jogokariyan yang pada tahun 1965 dikenal sebagai sarang Komunisme.

Gerakan Saldo Infak Nol Rupiah

Keunikan yang dikenalkan oleh masjid ini ialah gerakan saldo infak masjid dengan nol rupiah, berbeda dari masjid kebanyakan, masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo infaknya harus nol rupiah.

Hal ini dilakukan untuk mencegah rasa sakit hati warga sekitar masjid yang kurang mampu bila mendengar pengumuman masjid yang berjuta-juta.

Demi menjaga saldo tetap nol rupiah, hasil infak digunakan dengan sebenar-benarnya dan tidak ditimbun sampai jumlahnya banyak. Dengan pengumuman saldo infak nol rupiah, diharapkan jamaah lebih semangat dalam menyalurkan hartanya.

Usai sholat subuh berjamaah, para santri dan ustadzah pendamping berfoto sejenak sebelum akhirnya kembali menuju hotel untuk bersih diri, sarapan lalu melanjutkan perjalanan menuju kampus UGM. (Kontributor: El-Weeldan | Editor: El-Weeldan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X