OBAT DUKA CITA DAN KEGELISAHAN

Sungguh, tidak ada benteng terkokoh dalam menghadapi seluruh perputaran kehidupan duniawi ini selain beriman kepada Hari Akhir. Dengannyalah harapan manusia tidak pernah putus, walaupun di dunia ini ia dizhalimi dan ditindas. Hatinya tetap hidup dan semangatnya tetap menyala.

Ia yakin dengan sepenuh hati bahwa Tuhannya tidak pernah lalai, dan segala kebaikan maupun kedurjanaan pasti diperhitungkan. Jika para hakim dunia tidak lagi bisa memberinya keadilan dan perlindungan atas hak-haknya, maka dia tahu bahwa disana masih ada satu pengadilan yang tidak mungkin dicurangi, yakni Yaumul Hisab (Hari Perhitungan). 

Allah menunjukkan resep berikutnya lagi, “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya; Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” (ayat 29-31).

Kebahagiaan apakah yang bisa diberikan oleh zina, homoseksual, lesbi? Bahkan, riset-riset terkini di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang-orang yang setia dalam pernikahan memiliki resiko serangan jantung lebih kecil, stres lebih rendah, dan usia harapan hidup yang lebih baik.

Sungguh, Allah sangat mengenal kita (manusia), dengan seluruh rahasia dan misterinya. Maka, dalam setiap detil syariat yang Dia tetapkan pasti terkandung kebaikan-kebaikan bagi diri kita sendiri. Patuhilah dan jangan menyeleweng, niscaya ketentraman jiwa akan menyertai.

Masih ada lagi resep yang Allah berikan, “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya; Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya” (ayat 32-33).

Sudah dimaklumi bahwa amanat, janji, dan kesaksian adalah beban yang sangat berat. Namun, tatkala manusia berhasil menunaikannya dengan sempurna, di wajahnya pasti tersungging senyum kepuasan, kebahagiaan, dan merasa “berharga”. Sebaliknya, lihatlah orang-orang yang mengkhianati amanat rakyat, menyalahgunakan wewenang dan jabatan, mengabaikan janji kampanye, atau membuat kesaksian-kesaksian palsu, bukankah sekarang mereka stres, malu, dan terhina? 

Terakhir, Allah kembali mengulang pentingnya shalat dan ibadah, “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan” (ayat 34-35). Penutup ini dengan jelas mencitrakan bahwa sesungguhnya tidak ada kebahagiaan, ketentraman dan kesejahteraan hakiki yang datang dari selain Allah.

Kebahagiaan seperti sebuah sungai, dan mata airnya berasal dari Allah. Tidak ada pilihan lain kecuali terus memelihara, merawat dan memperhatikan jalur-jalur yang menghubungkan sungai itu dengan sumbernya. Darimana segarnya air kebahagiaan memasuki jiwa kita, mengusir dahaga kegelisahan dan dukacita darinya, jika jalur-jalurnya justru kita putuskan atau kita penuhi dengan sampah maksiat dan penyelewengan?! Wallahu a’lam.

[*] Alimin Mukhtar, Kepala Dikmen Ar-Rohmah Putri Kampus 1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X