FROM STRUGGLE TO GOOGLE WITH INNOVATIVE TOP TEACHERS

ARROHMAH.CO.ID — Indonesia Future of Learning Submit (IFLS) merupakan suatu program yang diadakan oleh mitra Google for Education untuk seluruh pemangku dalam hal pendidikan. Program ini diadakan sebagai ajang untuk berbagi ide, pengalaman, dan wawasan, serta menjalin jejaring profesional yang komprehensif.

Program ini dibuka untuk seluruh individu atau lembaga yang telah berkecimpung di dunia pendidikan. Tak terkecuali guru dari SMA Ar-Rohmah Putri yang berkesempatan menjadi 50 peserta terpilih yang mengikuti Post Conference Workshop. Dua guru terpilih yakni ustadzah Fika Puspitasari dan Nanda Primadiani.

Di Sana Ngapain Aja sih?

“Awalnya saya dan Ustadzah Fika ikut kegiatan IFLS, Alhamdulillah Allah kasih rezeki untuk lanjut mengikuti Post Conference ke Kantor Google untuk ikut workshopnya lebih dalam,”ucap Ustadzah Nanda.

Post Conference Workshop ini dilaksanakan di kantor google yang bertempat di pusat perekonomian SCBD, Jakarta. Konferensi ini membahas seputar workshop Appsheet and Practice Sets, yang dipandu langsung oleh berbagai ahli pada bidang terkait. Materi yang disampaikan pun seputar pemanfaatan AI for learning, seperti Google Cloud, ChatGPT, dan akun belajar hasil kerja sama antara Kemendikbud dan Google.

“Kemarin waktu saya menghadiri konferensi itu langsung praktek membuat aplikasi untuk program pendidikan. Dan membuat aplikasinya itu dengan AI, jadi kita benar-benar belajar banyak hal disini,” lanjut Ustadzah Nanda.

Pelajaran apa yang bisa diambil?

Dunia akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Teknologi yang canggih pun akan terus bermunculan dan saling bersaing. Oleh karena itu, tak hanya bakat kepintaran yang harus dimiliki seseorang tetapi bakat keterampilan juga perlu diasah mulai dini.

Selain itu, kemampuan berbahasa juga tak bisa dianggap remeh. Bahasa Inggris setidaknya harus mampu dikuasai dengan baik karena merupakan bahasa internasional. Sekarang ini, di kota besar seperti Jakarta sudah banyak berbagai lembaga yang memanfaatkan bahasa inggris sebagai sarana komunikasi satu sama lain. Jika kita tak peka dan tidak  mau mempelajari lebih dalam bisa-bisa kita akan tertinggal.

Dewasa ini, teknologi jauh berkembang melejit. Bagaikan 2 mata pisau yang apabila ditelan secara mentah, maka akan menghancurkan diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus pandai dalam menggunakan IPTEK dan lihai dalam memfilternya. (I’AR, Fathia Salsabila & Roveyna Callista)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X