MENJADI SANTRI YANG BERJIWA TENANG

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabb sekalian alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa terhadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shollahu ‘alaihi wasallam.

Menjaga Ibadah Shalat 5 Waktu

Amalan yang paling standar dan paling pokok adalah salat, tidak membutuhkan biaya, kemudian juga semua kemampuan kita diberikan keluangan dan kelapangan oleh Allah, bisa berdriri, tidak sanggup bisa duduk, tidak sanggup bisa dengan berbaring. Ada kelapangan dan kelonggaran dari Allah. Berbeda dengan zakat di mana di sana ada nisabnya, ada haulnya. Haji juga demikian, di mana ibadah ini menggabungkan antara harta dengan fisik, kondisi, keadaan serta situasinya.

Nah, ibadah salat sangatlah lapang. Jika seseorang hendak meningkatkan imannya maka perhatikan pada akar kata iman yaitu al amnu, ketenangan. Jadi dari sini bahwa orang-orang beriman itu ketika imannya kuat, imannya meningkat, maka yang diberikan pertama oleh Allah adalah ketenangan. Ada perasaan tenang dalam dirinya, enak, nyaman, damai dalam keadaan dan suasana bagaimana pun.

Allah berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedholiman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan rasa aman dan mereka mendapatkan petunjuk”. (Al-An’am: 82)

Orang-orang yang beriman itu, dan imannya benar, cara berimannya benar maka yang pertama Allah berikan kepada mereka adalah al-amnu, diberikan kepada mereka ketengangan, kedamaian dalam jiwanya. Diminta menguatkan iman, dengan menguatkan iman maka akan tenang, cara menguatkannya adalah dengan aspek ritual, yaitu dirikanlah salat, salat itu fungsinya adalah untuk mengingat Allah, zikir kepada Allah, dan fungsi dzikir itu mendatangkan ketenangan ke dalam hati. Jadi semua terkorelasi.

Setelah hati tenang, maka ada kenyamanan dalam hati, hati menjadi lapang, sehingga hati itu mampu membimbing untuk beraktifitas dan berikhtiar. Dan ketenangan itulah yang menjadikan petunjuk Allah itu datang. Makanya orang yang tenang itu cenderung bijak, karena ia bisa menata semua pola-pola tindakan yang akan dilakukan. Tutur katanya pun bisa dirasakan, lebih tertata, lebih rapi dan lebih baik.

Jiwa yang tenang melahirkan ibadah yang cemerlang, jiwa yang tenang melahirkan kreatifitas yang gemilang. Jadi sangat penting menjaga ketenangan jiwa. Konsepsinya jelas jadi tenang berkehidupan, tenang pulang, dan tenang ketika kembali ke tempat yang menenangkan yaitu Surga.

Ada satu riwayat yang masya Allah sampai kepada kita, di mana Rasulullah bersabda:

“sangat mengagumkan perkara orang beriman itu, apabila ia mendapatkan kesuksesan ia bersyukur. Apabila ia merasakan suasa berduka ia pun bersabar.” (HR. Muslim, no: 2999)

Jadi bagi orang beriman tidak ada bedanya antara suka maupun duka, semua sama saja. Yang terlihat dan dirasakan suasananya saja yang tidak sama. Tapi cara menyikapinya karena diberikan tuntunan oleh Allah jadi rasanya serupa. Sama-sama ujian, sama-sama peningkatan kualitas keimanan dan disikapi dengan cara yang bijak, sehingga sukses dan berhasil.

Dan perlu diketahui bahwa perpaduan konsep sabar dan syukur ini hanya ada di agama islam. Tidak ada di agama-agama lain. Hanya ada di Al-Qur’an.

Merutinkan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

Hati membutuhkan asupan ruhani, maka santri di sini harus baik asupan ruhaninya, maka selain mereka dididik untuk giat dan semangat salat berjamaah 5 waktu dalam sehari, mereka pun harus giat dan rutin membaca Al-Qur’an.

Maka untuk sampai ke sana, perlu ada manajemen yang baik, perlu ada pola dan system yang baik, sehingga mereka tergerak dengan kesadaran dirinya untuk merutinkan bacaan Al-Qur’an.

Khataman Al-Qur’an & Parade Tilawah Santri

Membaca ayat suci Al-Qur’an kata Ibnu Abbas adalah termasuk jihadan kabira, jihad yang besar, perjuangan yang memerlukan pengorbanan, ada rasa Lelah, capek, managemen waktu yang baik.

Khataman Al-Qur’an santri yang diagendakan rutin setiap ba’da salat maghrib, adalah serangkaian kegiatan Madrasah Qur’an dalam rangka menjaga kualitas bacaan dan hafalan santri. Dan alhamdulillah kegiatan ini mendapatkan support dan attensi yang luar biasa dari para wali santri. Masya Allah. Semoga selau istiqomah mengawal setiap agenda kebaikan ini.

Parade Tilawah yang sudah berlangsung beberapa hari yang lalu, merupakan bentuk aktualisasi diri dari para santri Ar-Rohmah Tahfizh, untuk bagaimana nantinya dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat dan bangsanya. Semua dimulai dari cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, dengan irama-irama yang indah dan bervariasi.

Tasmi’ 30 Juz Sekali Duduk

Santri dinyatakan hafal Al-Qur’an apabila ia mampu mentasmi’kan/mengi’lankan hafalan Al-Qur’annya 30 juz di depan khalayak umum. Dan diuji oleh beberapa dewan penguji. Hal ini adalah upaya agar para santri yang sudah selesai menghafal 30 juz untuk terus terpacu memantabkan dan memutqinkan hafalannya.

Sabtu tanggal 09 Oktober pekan depan, sebanyak 3 santri akan melakukan ujian Tasmi’ Al-Qur’an 30 Juz sekali duduk, dan insya Allah akan dihadiri dan diuji langsung oleh Rektor Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A.R., M.S.

Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kami berserah diri dan bertawakal. Semoga setiap agenda yang sudah terancang mendapatkan pertolongan dan bimbingan dari-Nya.

Kepada seluruh pihak yang telah ikut andil dalam suksesnya setiap kegiatan di Pesantren Ar Rohmah Tahfizh, kami hanya bisa menyampaikan dan mendoakan Jazakumullah Khoiran, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas dengan balasan yang terbaik.

Allahu A’lam Bisshowab. [Ust Muzayyin Abdullah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X