KETIKA KUNJUNGAN BELUM MENAMBAH IMAN

Catatan Hati Seorang Ibu

Sungguh obat kerinduan itu adalah pertemuan.. yahh..hampir setiap bulan moment yang paling bahagia adalah saat mengunjungi putra-putriku di pesantren (red: Ar-Rohmah). Setelah hampir sebulan hanya bisa melihat wajah dan suara dari benda kecil yang kadang terhalang oleh sinyal, sehingga obrolan kami sering terputus bahkan hanya bisa melihat wajah murung yang entah bagaimana kami menerjemahkan.

Namun.. ada hal yang akhirnya kami sadari, ada yang salah di waktu kunjungan kami, alih-alih mengobati rindu dengan membelikan segala yang dia inginkan ketimbang hal-hal yang dia butuhkan agar merasa nyaman berada di pesantren dengan harapan bisa maksimal untuk menuntut ilmu.. bahwa cara kami itu adalah salah 😭.

Memenuhi segala keperluan di pesantren memang tugas kita sebagai orang tua, namun kami pun suka lalai untuk mengajarkan tentang pemenuhan antara keinginan dan kebutuhan, sampai tanpa sadar hanya sekedar untuk urusan perut, hampir satu juta nominal yang harus dikeluarkan. Padahal kita berharap anak-anak di pesantren bisa tumbuh mandiri dan dewasa, tapi pengendalian diri sering kita lalaikan saat bertemu dengan mereka.

Kita suka terlena dengan cerita versi mereka atas ketidaknyamanan, kita lalai dengan rasa sedih dan kecewa mereka pada orang-orang di sekitarnya, maka dengan merasa kita mampu untuk memberi dan membelikan asal kamu bahagia dan mau menjalani silakan ambil yang kamu mau. Mungkin kita bahkan -saya- sering menjadi orang tua yang begitu saat kunjungan… Padahal hal itu….??!!! 😔

Yahh…. Kita harus kembali dengan niat dan memperbaiki cara kita saat moment kunjungan ini. Bukan seberapa lama kita membersamai mereka, tapi seberapa kualitas komunikasi kita dengan mereka..

Sudahkah kita bertanya tentang amal sholih kecil apa yang sering dilakukan anak-anak? Bagaimana cara anak-anak bersabar saat tidak sesuai harapan? Seperti apa bentuk syukurnya mereka ketika mereka bahagia?? Sehingga kita bisa tahu, sudah luruskah amalan mereka???

Kadang kita hanya menguatkan pada sisi untuk mereka harus menjalani dan mencoba kuat, meski itu memang harus dilakukan, bahwa usia mereka bukan lagi usia yang harus dipenuhi kemauannya, tapi belajar untuk berjuang dan bersabar di jalan kebaikan.

Maka bentuk keimanan apakah yang sudah kita tanamkan pada anak-anak saat kesempatan itu memang diberikan pada kita? Seberapa besar cinta yang sedang kita kisahkan tentang sang Maha Cinta?! Atau jangan-jangan kita sendiri belum sepenuhnya paham cinta Allah pada kita. Kita belum sepenuhnya kagum betapa luar biasanya Allah mengatur segala urusan makhluk-Nya. Saat kita menyadari semakin menambah iman dan selalu baik-baik saja selama Allah masih bersama kita?! Allohu Rabbi, ampunilah kami sebagai orang tua yang masih fakir ilmu namun selalu merasa memiliki titipan-Mu..

Salam cinta dan peluk untuk semua orang tua yang sedang berjuang menuju kebaikan. Sesungguhnya kebaikan dan keshalihan kita akan menentukan keshalihan putra-putri kita.

Barakallaahu fiikum
5 Nopember 2023
Malang

Salam sesama wali santri 🥰🙏🏻

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *