MEMBANGUN MUTU SEKOLAH (2)

Pentingnya Ikhtiar yang Istiqamah

Prosesnya harus dijalankan dari waktu ke waktu, tangga demi tangga, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan.

Di masa penerimaan peserta didik baru (PPDB), ada sekolah yang kebanjiran pendaftar. Bahkan kuotanya sudah penuh dalam rentang masa pendaftaran yang relatif singkat.

Pada waktu yang sama, ada sekolah yang sepi peminat. Kalaupun ada yang mendaftar, jumlahnya masih jauh dari “kursi” yang disediakan.

Tentu ada sesuatu yang dicari oleh para orangtua ketika memutuskan untuk mendaftarkan anaknya di sekolah tertentu. Sesuatu tersebut adalah mutu.

Tingginya tuntutan tentang sekolah bermutu seharusnya direspons oleh lembaga pendidikan dengan bersikap secara rasional, bijaksana, dan lebih berorientasi pada visi misi lembaga. Jawaban atas kebutuhan masyarakat ini harus dilakukan tanpa meninggalkan idealisme yang selama ini menjadi trademark (baca: ideologi) sekolah.

Respons yang tepat akan berdampak positif bagi perkembangan lembaga pendidikan ke depan. Hal ini tentunya harus disadari oleh seluruh komponen sekolah. Makin siap menghadapi tantangan, makin memungkinkan perkembangan ke arah yang lebih baik.

Tradisi Mutu Sekolah

Dalam tulisan sebelumnya telah dibahas tentang indikator mutu sekolah. Pertanyaan selanjutnya, “Bagaimana membangun tradisi mutu di sekolah?”

Membangun tradisi mutu sekolah merupakan kegiatan yang terprogram dan tersistem, sinergis dan terus-menerus (istiqamah), bertahap dan berproses secara kompleks, terukur, universal, dan konsisten. Hal ini mensyaratkan lembaga pendidikan (sekolah) mempunyai goal (tujuan) yang dapat diterjemahkan dalam visi, misi, indikator keberhasilan, dan langkah program yang realistis dan strategis.

Secara teoritis, konsep dasar tadi harus diterjemahkan ke dalam seluruh aspek program kegiatan, sampai tujuan sekolah terwujud secara ideal dengan jangka waktu yang telah direncanakan. Sinergitas ini harus dilakukan secara istiqamah dan mengoptimalkan semua potensi dan elemen pendukung sekolah.

Prosesnya harus dijalankan dari waktu ke waktu, tangga demi tangga, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan, sehingga terbentuk kurva meningkat. Pelaksanaannya perlu kepedulian tinggi, perjuangan, ketelitian, kesabaran, kebersamaan, kesepahaman, keuletan, ketangguhan, optimisme, dan kekuatan spiritual. Tentu semua komponen harus terlibat aktif di semua sisi.

Ikhtiar yang Kompleks

Guna mencapai tujuan (sekolah bermutu), perlu ada kerjasama dan usaha yang kompleks. Semua komponen dalam tim sekolah harus bahu-membahu untuk mencapai standar kinerja mutu yang ditetapkan. Ini harus menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja.

Kerjasama dan usaha antar komponen di sekolah akan menjadi daya dorong dan sinergitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran dan tanggung jawab semua komponen.

Membangun mutu sekolah memang menuntut standardisasi usaha, kerja serius, dan kompleks dari segenap warga sekolah. Kondisi dan upaya ini harus dipahami secara serentak dan kompak, disadari dan didukung bersama, dijalani, dimonitoring, dievaluasi, disempurnakan, diperjuangkan, dan diwujudkan bersama. Ini adalah wujud komitmen, rasa syukur, serta pertalian horizontal-vertikal warga dan keluarga besar sekolah. Ibarat orkestrasi di panggung yang mengorganisasikan semua alat musik, menjadi instrumen dengan bunyi yang merdu dan bisa dinikmati oleh semua orang.

Semua komponen tidak hanya terlibat secara lahiriah, tetapi batinnya juga terpaut erat dengan visi dan misi besar sekolah. Akan lebih terasa indah dan membahagiakan jika semua komponen yang mengusahakan mutu tersebut memiliki energi spiritual serta relasi insani dan transendental.

Hal seperti ini tampaknya jarang dipikirkan atau dilakukan oleh sekolah. Padahal inilah loyalitas murni dan sumber energi semua komponen sekolah. Pada akhirnya, nilai-nilai spiritual dalam setiap program dan kegiatan akan tampak jelas, serta mampu membawa semua komunitas sekolah menjadi lebih bermutu dan dekat dengan pencipta-Nya.

Jelas bahwa mutu sekolah menuntut adanya usaha kompleks semua komponen. Sekolah perlu dijaga dan dikelola dengan standar yang jelas dan memiliki nilai lebih, agar menjadi lingkungan tempat belajar mengajar yang nyaman, kondusif, dengan proses yang benar serta mampu mencetak output (lulusan) sesuai jaminan mutu (quality assurance) yang ditetapkan.

Warga sekolah dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sekolah, mempunyai tanggung jawab kolektif dalam mendukung dan mengelola mutu. Semua komponen harus bersepakat dan bersinergi dengan penuh kepercayaan dan keyakinan.

Spiritualitas, karakter (akhlaq), dan semangat berjuang (baca: dakwah) harus menjadi payung besarnya. Visi dan misi mendasari kiprah setiap kinerjanya. Hal tersebut akan turut membangun tradisi mutu sekolah dengan indah, terjaga, dan membahagiakan.

Kultur semacam ini akan menjadi trademark atau brand sekolah ke depan. Memang bukan perkara yang mudah membangun sebuah kultur yang baik, apalagi yang memiliki akar yang kuat dalam sebuah lembaga (organisasi). Ya, bukan perkara mudah, namun bukan berarti tidak bisa.*

• Rully Cahyo Nufanto, M.KPd, Direktur International Islamic Boarding School Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang/Suara Hidayatullah

Ditulis dari Majalah Suara Hidayatullah Edisi 05 | XXXIV – September 2022, hal 58-59.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X